Angkat Aku!

Author: Afif /



Angkat aku!
Siapapun di atas sana
Angkat aku!

Basi membusuk
Tutup kaleng sampah
Sederhana
Namun jadi musik untukku
Begitulah muaknya aku disini

Suntik aku
Libas aku
Iya tidak mengapa
Sekarang juga
Cepat!

Rasa sakit lebih baik daripada terikat mati
Digantung dan ditinggal
Tidak ada yang lebih mendung
Daripada keduanya
Sekarat sampai ujung hayat

Siapapun
Selamatkan aku!

Entah kau utusan tuhan
Atau jelata yang melata

Bilamana aku tetap di sini
Jangan kau panggil namaku
Sebab gena pun tidak
Cukup tarik tubuh mati ini
Semarut-marutnya
Tak harus sepatutnya

Dan aku tetap di sini
Jangan kau panggil anakku
Dia tiada!
Tolong tambat setiap tangis
Secukup-cukupnya
Tak harus sejujurnya

Jangan bilang aku tak berusaha
Ku cakar
Ku tambal
Ku bentang
Aku tak bisa naik!
Jantungku lemas!

Astaga, kau tidak mengerti juga?
Kau tuli?

Aku di depanmu!
Apa kau harus melihat mentah-mentah
Aku di telingamu!
Apa kau harus mendengar muluk-muluk

Aku berbisik dan aku dicampak
Aku diam dan aku ditampar
Bukan dunia yang begitu kejam
Bukan
Bukankah dia yang begitu kejam?

Tolong aku!

Disetiap bait
Berbuku-buku
Aku tergeletak
Pasrah diracun keadaan

Bukan di lubang aku terjepit
Bukan di gelap aku tersasar

Diantara orang-orang aku terkepit
Dan diantara kesepian aku tersadar

Apa yang kau tunggu?!


Medan 1 April 2016
Afif Nabawi


Terimakasih Cabai

Author: Afif /



Tapi..
Seriuslah sedikit
Tak mungkin seidealis itu juga kan?

Cobalah bayangkan
Ketika dunia ini
Dipenuhi manusia
Yang sifatnya sama
Penyabar semua
Enggan marah
Berpikir positif
Selalu memberi
Ah memang seperti malaikat
Aku mungkin sudah di surga
Kalau tuhan memberi tiketnya
Tapi aku belum mati

Mumpung masih di dunia
Acap kali
Memang butuh yang suka marah
Memang butuh
Yang suka meminta
Yang suka bergosip mungkin ada
Yang pelit mungkin terselip
Yang terburu cemburu tersedia
Yang terjelit hasut ciut
Yang tak perduli babi
Yang melawan kawan
Yang salah tak jadi masalah

Sudahlah
Hadapilah
Dunia memang butuh cabai
Kalau manis selalu
Bisa kena diabetes
Salah juga
Kalau asin selalu
Bisa hipertensi
Salah juga
Kalau kebanyakan pedas
Paling hanya diare
Lebih bisa dimaklumi

Sepertinya harus berterimakasih
Kepada cabai-cabai yang berkeliaran


Medan, 27 Maret 2016
Afif Nabawi

Nikmatnya Menghilang

Author: Afif /



Nikmatnya menghilang!
Tak disangka-sangka

Dulu ketika kita dimana
Aduh
Dilihat dia, dipantau dia
Kau bergerak kau harus kabari
Ke setiap pelosok dunia nyata
Boleh juga dunia maya

Lalu dari sana kau akan dinilai
Wah
Kau memang hebat
Atau
Fuh
Kau memang payah

Cukuplah masa-masa itu
Masa dimana semua orang
Harus tahu
Kau mau apa
Kau mau dimana
Kau sedang apa
Dan sedang bersama siapa

Pertanyaan aku sederhana
Penting?
Saat kau tua nanti?
Saat kau tak lagi cantik?
Saat kau tak lagi berharta?
Saat kau iri dengan yang lain?
Saat kau merasa kecil?

Kau bayangkan ini
Kenikmatan menghilang

Tak perlu selamanya
Nanti kau dikira mati

Tapi tak perlu juga kau
Mengabar dan mengumbar
Kau hanya perlu menikmati
Setiap momen
Dan setiap bagian kecil
Dari waktu
Dan lingkaran

Berisi orang-orang yang kau sayangi
Biarkan masa itu bernafas
Dan lewat tanpa orang lain tahu

Kau bayangkan ini!
Kau bisa jadi liar
Bisa jadi berantakan
Bisa jadi mempesona
Dan kau bisa menganggap pada saat itu
Hanya sesaat dan tidak abadi
Bukankah memang itu yang wajar?

Apalagi orang-orang impulsif ini
Kentutpun, disebar kemana-mana
Luar biasa
Salutlah
Kalian para artis

Cobalah sekali-sekali
Menghilang dan memantau

Kau akan bebas
Jadi penguasa duniamu sendiri

Kenapa?
Karena kau selalu punya ruang kecil
Yang bukan hanya berisi kedamaian
Tapi juga sedikit waktu
Untuk menjadi besar
Dan mengejutkan mereka
Yang sudah besar


Medan. 24 Maret 2016
Afif Nabawi

Masokis

Author: Afif /



Diayun
Ini sedang dendang
Layaknya semua yang sudah dibangun
Tumbang berserakan
Tidak jadi serpih
Masih menggumpal
Renyah ruah
Cuma jadi muntahan

Bila semua yang dikerjakan
Tidak bertemu dengan hasil yang didambakan
Ratapilah sedikit
Jatuhlah dengan sakit
Rajinlah mengungkit
Namun mari jangan lupa
Tiada yang lebih berarti
Setara hadang dan bangkit

Lalu tertawa di tempat jatuh
Dan nikmati pedihnya
Siapa tahu
Kau seorang masokis

Medan, 22 Maret 2016
Afif Nabawi

Yang Terlupakan

Author: Afif /



Aku lupa
Ah
Aku benar-benar lupa
Ada satu hal yang besar
Yang dilupakan kehidupan
Dari mulai anak-anak layang
Sampai tertua yang tidak berhenti pubertas

Cermati dan semati
Sekitarmu yang serasa dingin
Bila kau ingin sesuatu
Kau harus bayar
Bila kau meminta secara paksa
Kau memanglah kasar
Batas-batasnya semakin buat linglung

Aku dan teman-temanku
Kami sedang di masa pencarian
Sungguh, kami ingin cinta yang sebenar-benarnya
Tidak pandang apapun
Cuma terikat benang kuat
Yang kami sendiripun tak tahu
Warnanya apa, kenapa ia disana
Yang kami tahu,
Kami sudah temukan
Rumah kami

Tapi itu dulu
Saat kami tak menunduk melulu
Sekarang, kami melihat harta
Kau punya apa, kami punya apa
Habisnya, bersatu di ranjang
Tidaklah semurah itu
Kau tidur
Besoknya saat bangun
Kau makan apa?

Tapi itu dulu
Semenjak kami mencari benalu
Sejatinya, kami melihat siapa bapakmu
Kau anak siapa, kami anak siapa
Habisnya, bersatu di rumah
Tidak semudah itu
Kau bermain
Besoknya melawan adikku kau mau apa?

Kita sudah kehilangan cinta
Bawalah alasan agama
Atau idealisme
Atau segala drama di layar kaca
Yang dulu kita tonton sampai bersandar

Siapa bilang saat jatuh hati,
Dunia milik kita?
Justru kita yang dimiliki dunia
Tuntut itu, tuntut ini
Dan jangan lupa
Kau tak bisa menuntut balik
Kau hanya bisa manggut
Sampai kau sadar
Nafasmu jadi angin polos

Ah aku baru ingat
Satu hal besar yang terlupakan
Setelah temanku mendengar
Satu lagu dari satu seniman
Yang namanya
Juga hampir kulupa

Tulus


Medan, 20 Maret 2016
Afif Nabawi

Puisi Favorit Pembaca

Diberdayakan oleh Blogger.