Menerka-nerka di dalam silam
Bila kau membaca ini
Semoga kau mengerti
Bila tidak, kau tidak cerdas
Kau kan tidak mungkin tidak cerdas
Kau orang paling cerdas
Maka simak ini, sesiap fakta pedas
Lalu apa salah menjadi disukai?
Lalu bila kau menyendiri
Diantara kata-kata yang disandar
Tak sadar kau sudah melukai?
Maaf, tetap salah
Aku menjadi berani
Maaf, aku lancang
Aku menjadi hilang
Maaf, aku tak jelas
Aku menjadi pintar
Maaf, aku serakah
Aku menjadi bodoh
Maaf, aku tak mengerti
Aku menjadi baik
Maaf, aku membosankan
Aku menjadi garang
Maaf, aku terlalu liar
Agar nanti, anakmu bertanya
Apa arti kata tulus?
Lalu kau jawab
Maaf, kata itu terlalu halus
Kau tidak butuh itu
Agar nanti, Ibumu bertanya
Siapa yang paling tulus?
Lalu kau jawab
Maaf, orang itu terlalu halus
Kau tidak butuh itu
Aku berbisik ambisius
Semoga kau tidur
Sebelum tidur
Sesudah tidur
Saat tidur
Tersesal sampai jiwamu mundur
Lalu kau pikir aku berterimakasih
Atas kau begitu sempurna?
Selagi kau serasa pintar
Selagi aku serasa terputar
(Kau pikir kau mengenalku? pikir lagi, aku yakin dirimu pintar)
Medan, 22 November 2016
Afif Nabawi