Amarah

Author: Afif /



Nanti bila sudah waktunya
Ada wajah dan kata yang terlupakan
Bilamana waktu dan tenggat mengulah
Sedikitnya merembes kembali
Sungguh kita akan sesali

Bila tiap manusia ada batasnya
Baik amarah maupun bertamah
Maka bersyukurlah
Kau bukan tuhan

Ada yang bilang marah itu menyenangkan
Semua di tengkuk kendalimu
Kau teriak, orang terbentak
Kau diam, orang tenggelam

Di selip tiap amarah
Akan selalu ada trik manisnya
Kau bisa berpura
Cuma bermain seputar manisan bibir
Atau mungkin sedikitnya bergumam
Biasanya kau langsung lega
Atau bisa juga dengan diam saja
Kau hanya perlu menghapus wajah orang
Yang paling berdosa bagimu

Lantas datanglah lagi
Ada sepasang macam orang dengan marahnya

Kau bisa tahan dengan orang
Yang di tiap nafasnya
Dan laparnya
Ia marah
Kau salah
Ia marah
Kau senang
Ia tak senang
Lalu ia marah
Ia marah
Ia tidak senang
Kemudian ia marah lagi
Watak ini, watak yang tak pernah tenteram

Tunggu dulu
Ini belum selesai
Kau bisa sumbat telinga anggar dudukan
Jangan kau pedulikan
Namun jangan pernah kau kecewakan
Orang yang tidak pernah marah padamu
Karena kau tahu apa yang lebih buruk dari semua amarah?

Adalah mereka yang tidak membiarkan dirimu tahu
Sampai kapanpun
Kau tidak tahu
Apakah mereka marah atau tidak
Kau bahkan tak tahu

Marahnya mereka, adalah marah yang paling terpendam
Dan yang paling kejam
Karena mereka mengurungmu
Dalam tanda tanya yang bertanya mengapa


Medan, 27 Februari 2016
Afif Nabawi

0 komentar:

Posting Komentar

Puisi Favorit Pembaca

Diberdayakan oleh Blogger.