Maling Lugu

Author: Afif /



Untuk maling lugu
Yang semalam membobol sarangku

Bila kau tertangkap
Dan kau diringkap

Ini yang akan ku lakukan
Ketika aku berkencan denganmu

Tidak seperti orang berang dijalanan
Yang alas kakinya di colong
Biasanya mereka akan memaki
Lalu memukul tiada ampun
Maka kau harus ingat
Aku akan menyiksamu luar dalam

Aku akan ikat kau di tiang tinggi
Begitu menjulang sampai kau berdoa kau jatuh
Aku datangi kau dengan ringisan
Tanda puas kau akan mati

Mari kita mulai, perlahan
Jangan harap aku akan kasihan
Kapan lagi aku bisa beringas
Kau memang sedang naas

Aku buat kau menatap mataku yang tak sabar
Melihat matamu ketakutan
Sedikit saja aku bisikkan ini
"Tolol, bersiaplah kau tersiksa. Jangan harap selesai disini. Bila neraka ada, maka iblis akan membantuku menyiksamu. Aku sudah berdoa agar kau mati setelah kau mati."

Dengan santai aku berjalan ke belakangnya
Aku jambak rambutnya
Tidak di depan
Di tengah
Sekencangnya
Tiap teriakannya mirip terompet tahun baru
Pada masa itu aku sudah terbahak
Dipadu dengan ringisannya
Aku akan tarik terus sampai rambutnya tercuri
Seperti dia mencuri hartaku

Tahan ceritanya sebentar
Aku bersigap mengambil pisau
Kubumbui dengan cuka dan merica
Ku iriskan wajahnya
Seperti make up ibu renta
Dari bawah mulut
Pipinya akan habis kusilang
Lalu ku berikan dihadapannya cermin
Aku kembali tertawa

Ternyata aku punya ide lagi
Aku teringat aku benci dokter gigi
Akan kubuat dia juga
Sayang aku tidak punya bius
Kasihan dia
Jadi aku bawa gunting dan tang
Ku gunting gusinya sedikit
Kubiarkan saja
Sisanya kupanen dengan tang
Pesta darah!

Kapan aku bisa puas?
Tidak sekarang
Warna merah kental terlalu manja bagiku
Aku butuh kembang api
Dan hitam oli
Aku loncat ke garasi
Ambil si bening
Ku siramkan hanya di kaki dan tangan saja
Semua sudah siap?
Mari mainkan petasan kita!
Lilin ulang tahunku masih ada
Ku oleskan di minyak tadi
Luar biasa
Baru kali ini aku melihat selebrasi
Lebih meriah dari sunatan masal

Yah mungkin aku sudah puas
Belum
Aku ingin buang air kecil
Mungkin karena terlalu banyak tertawa
Mulutnya sepertinya bisa menampungnya
Ku lakukan saja
Ternyata dasar aku kotor
Semua badannya kena
Ya sudahlah
Sekalian dia mandi
Toh airnya juga bagian dari seniku
Sekalian pengampunannya

Asik sekali
Kutinggal dia
Untuk pesta besok lagi


Medan 11 Februari 2016
Afif Nabawi

0 komentar:

Posting Komentar

Puisi Favorit Pembaca

Diberdayakan oleh Blogger.