Kau, aku dia dan mereka
Adalah api yang ingkar pada lilin
Merebus logika
Satu demi satu
Ragu demi ragu
Tiap pilihan adalah seteguk kematian
Hanyut
Yang lain congkak merangkak
Mistis, seraya kita sujud
Kepada tuhan dan para perawan
Yang dengan lugu kita syukuri
Dari dulu itu melulu
Sadar sembari memaklumi
Apa cinta sebegitu diamnya?
Apa menunggu sebegitu muramnya?
Garis antara kau, dia, mereka, yang manapun
Siapa sajalah
Luntur setitik, sebaris, semasa
Apa yang kita pikirkan?
Mengejar cerita yang di ulur keadaan
Atau hanya kerinduan atas sebuah ciuman?
Ku harap aku temukan garisku, dan garismu.
Medan, 1 Juni 2016
Afif Nabawi
Garis
Author: Afif /
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Puisi Favorit Pembaca
-
Nanti bila sudah waktunya Ada wajah dan kata yang terlupakan Bilamana waktu dan tenggat mengulah Sedikitnya merembes kembali Sungguh...
-
Kita bukan robot Jangan kau paksa yang kau anggap robot jadi robot Kau pun bukan robot Kalau kau pikir robot tak punya hati, lalu ...
-
Memantaskan diri Memantapkan diri Memanjakan diri Memastikan diri Membahagiakan diri Menjamah diri Menjajah diri Mendirikan di...
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar