Tidak kali biasanya
Aku membuka pesan berkali-kali
Mempercepat kelam
Aku memilin lagu yang kembar
Di jam 4, aku memutar lagu 4 kali
Di jam 6, aku memutar lagu 6 kali
Begitu terus
Sampai aku memutarnya 24 kali
Karena aku akan mengulang kembali kali
Menunggu
Mengharap
Waktu ini adalah waktu aku bercerita panji hati
Rekaan, cirtraan, komedi, tidak diantaranya
Aku bersemedi
Kau dalangku
Gerakkanlah aku sekarang
Aku tidak sabar, apalagi empati
Berdialog batin
Liris
Lirih
Siapa aku bagi dirimu?
Apa yang kau lihat dari diri ini?
Apa yang kau inginkan?
Kau mau apa denganku?
Kita mau kemana?
Kapan kau tunjukkan?
Apa yang kau rasakan?
Apa yang kau pikirkan?
Kau dimana?
Kau siapa?
Apa rahasiamu?
Mana mungkin jadi mungkin jadinya
Aku merongrong di malam hari
Selalu
Bernada, berprosa
Tidak kali ini
Bagi dia yang enggan berbagi
Di pagi ini aku berelegi
Medan, 9 Agustus 2015
Afif Nabawi
Elegi Pagi
Author: Afif /Penyanyi Marun
Author: Afif /
Karena kita bertemu
Dengan cara yang paling tidak biasa
Cara tuhan yang penuh asa
Kemudian semua seru terasa
Ada yang aneh
Dalam satu dan seribu anekdot kita
Semua terlalu sempurna untuk hari yang biasa
Tidak percaya bergelut percaya
Bisakah kembali terjatuh cinta?
Siapa sangka yang diluar terlihat mempesona
Di dalamnya ada keceriaan
Tidak capai, tidak lunglai
Bernyanyi sampai malam luntur
Tapi memori jangankan terusap
Aku kembali gila
Siapa peduli dengan kasta
Aku cuma sembunyi dari hukum subjektif
Anonim
Tapi di depannya
Aku tidak berpikir
Aku cuma tertawa
Penyanyi marun
Yang ku jumpai
Saling membuka, saling wahana
Kuat rasa, mawas hati
Melompat dari ketinggian
Menyembul dari bau tanah
Kita lakukan saja, hidup bersama, mati juga.
Akan setia ada
Sisi kosong
Dari keyakinan
Mengenai tragis persepsi
Aku skeptis
Pada penyanyi lain
Tapi penyanyi ini
Terlalu berbeda
Terlalu munafik untuk dilewatkan
Menyebalkan
Aku punya 10 macam kebahagiaan
Yang ditiap harinya, bertambah kelipatannya
Hanya saja kali ini
Diantara 0 dan 1, dan diantara 1 dan 2
Terselip banyak lembar tawa, darinya
Penyanyi marun
Di jentik-jentik langkah
Lantas salah tingkah
Sudah lama tidak merekah
Tidak lain tidak hampa
Sama saja yang terlintas di pikiran
Terperangkap
Tapi aku mendesah girang
Besok lagi, besoknya, besoknya, besoknya, besoknya
Aku didepan harta karun
Sekali lagi,
Bergulung penyanyi marun
Aku bawa cangkulku
Hanya kata mandorku:
"Jangan berani kau sentuh tanah tuhanmu"
Matilah aku yang masih perjaka ini
Medan, 7 Agustus 2015
Afif Nabawi
Sudah Rindu Bilang Rindu
Author: Afif /
Sudah rindu bilang rindu
Menggebu-gebu
Jangan meratap
Mau sampai kapan
Mubazir setiap detik
Mengejar kebahagiaan mungkin memang mudah
Tetap tenang diganti atau terganti
Datang, pergi, hinggap, lepas
Sudahlah
Sudah banyak balada
Berbutir bidal
Kadang yang diperlukan hanya atap, langit, dan nada
Bukan menunggu
Sungguh aku bergerak bebas
Bersyukur
Rindu ini terbalaskan
Kembali
Medan. 4 Agustus 2015
Afif Nabawi
Pikiran Orang Membosankan
Author: Afif /
Jadi orang yang membosankan itu membosankan
Itu itu saja yang terberi
Bingung mau apa lagi
Sampai kapan mau apa lagi
Membaur suara
Dibawahnya getir, asing
Setiap ruang tubuh juga itu itu saja
Di jatuhnya tiap anotase
Selalu itu itu saja
Berbisik harap memberi warna
Sembunyi niatan
Apa daya cuma terhitam adanya
Walau itu alami
Apa lagi apa lagi apa lagi apa lagi apa lagi apa lagi apa lagi
Harus apa harus apa harus bagaimana
Tertebak
Terjebak
Melulu
Malu
Asik bersajak, tiada beranak
Berpikirlah, otak bodoh yang setia
Medan. 3 Agustus 2015
Afif Nabawi
Tak Bisa Mati
Author: Afif /
Aku sakit selama akalku percaya
Sendiri, berdua, beramai, beribu
Mencari arah yang bebas ancaman
Tersingkirkan
Tenggelam
Menderita
Diracun di udara
Dibunuh di pinggir trotoar
Diperkosa di bawah lampu jalan
Ditelantar siksa di tengah cerita
Aku lupa
Sebelah kanan mataku,
Sadar
Sabar
Gelap adalah teman setia
Dari waktu-waktu yang hilang
Aku tidak berhenti
Aku tidak menikmati
Aku tak bisa mati
Aku tak akan mati
Aku tak pernah mati
Dimana terang yang dijanjikan?
Medan, 1 Agustus 2015
Afif Nabawi
Puisi Favorit Pembaca
-
Nanti bila sudah waktunya Ada wajah dan kata yang terlupakan Bilamana waktu dan tenggat mengulah Sedikitnya merembes kembali Sungguh...
-
Kita bukan robot Jangan kau paksa yang kau anggap robot jadi robot Kau pun bukan robot Kalau kau pikir robot tak punya hati, lalu ...
-
Memantaskan diri Memantapkan diri Memanjakan diri Memastikan diri Membahagiakan diri Menjamah diri Menjajah diri Mendirikan di...