Lalu renung air mata adalah hal
wajar
Bila hisap hidup tegar kembali
Bila bunyi redup menyamar
Aku bertimpuk di gelap sudut dimensimu
Yang ada, yang disana, yang hanya terlelap tanpa tersekap pikirku
Karena ujung dunia memang tak adil
Bila bunyi redup menyamar
Aku bertimpuk di gelap sudut dimensimu
Yang ada, yang disana, yang hanya terlelap tanpa tersekap pikirku
Karena ujung dunia memang tak adil
Berkokok ikhlas, tulus, sejati, itu
hanya mengigit baja
Semakin ku buktikan, semakin ku kesakitan
Yang ada malah kecanduan bingung
Semakin ku buktikan, semakin ku kesakitan
Yang ada malah kecanduan bingung
Nikmatku bukan nikmatmu
Nikmatmu bukan nikmatku
Apa yang akan kita nikmati bersama?
Nikmatmu bukan nikmatku
Apa yang akan kita nikmati bersama?
Lalu akan aku ke dokter
aku didiagnosa perjaka melankolis
Tak peduli kau tertawa pedis
Ketika kutub bumi di telapakku
Lalu siapa yang akan mengemismu?
aku didiagnosa perjaka melankolis
Tak peduli kau tertawa pedis
Ketika kutub bumi di telapakku
Lalu siapa yang akan mengemismu?
Medan, 1 Maret 2015
Afif Nabawi
0 komentar:
Posting Komentar