Dia adalah pembunuh yang paling berdosa
Keji
Brutal
Kental
Dia bersembunyi di hembus gelap
Di bisik-bisik remang
Tidak dalam sunyi
Hanya di setiap bunyi
Dia terseret insting
Bukan di saat genting
Rongrong pedih dia berpacu lagi
Dibumbui ragi-ragi
Dia membunuh
Membunuh
Itu kerjanya itu jayanya
Disaat mangsanya tiba
Euforia menggelinjang
Pontang panting
Ke kiri dan kanan
Cemas akan ketiadaan
Lunglai menghadap harap
Dia berjihad di ubun kepalanya
Meneriakkan birahi dan hasrat
Menampung tangis mengucur curam
Tak perlu harum subur
Dia hanya ingin gugur
Di tangannya terhimpit pisau
Di sela borgol mengapit
Jangan salah
Dia tak terlepas
Tidak akan bernapas
Waspadalah perawan perawan polos
Kalian dilarang mengumpat
Duduk diam dan saksikan
Perjaka kalian yang remuk disisihkan
Kenalkan
Dia adalah pembunuh yang paling berdosa
Dia membunuh perasaannya sendiri
Mereka makanannya
Lahap
Berkali-kali
Sampai wafat
Di dalam kubur
Yang malaikatpun enggan mendatangi
Pembunuh yang pasrah
Akhir cerita siapa peduli
Maka dia bunuh diri
Biarkanlah dia mati sendiri
Karena dia itu aku
Medan, 15 Desember 2015
Afif Nabawi
Pembunuh
Author: Afif /
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Puisi Favorit Pembaca
-
Nanti bila sudah waktunya Ada wajah dan kata yang terlupakan Bilamana waktu dan tenggat mengulah Sedikitnya merembes kembali Sungguh...
-
Kita bukan robot Jangan kau paksa yang kau anggap robot jadi robot Kau pun bukan robot Kalau kau pikir robot tak punya hati, lalu ...
-
Memantaskan diri Memantapkan diri Memanjakan diri Memastikan diri Membahagiakan diri Menjamah diri Menjajah diri Mendirikan di...
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar