Sepi memakanku bulat-bulat
Seperti dirangkul angin
Ada, tapi tidak nyata
Matipun aku hanya debu yang tidur disampingku
Seperti dirangkul angin
Ada, tapi tidak nyata
Matipun aku hanya debu yang tidur disampingku
Semalam aku bermimpi buruk
Pertama kalinya semenjak bunga tidurku putih
Seperti nyata, sesak mata
Hati ditanam racun ketakutan
Pertama kalinya semenjak bunga tidurku putih
Seperti nyata, sesak mata
Hati ditanam racun ketakutan
Aku melantun suara, berkarya sampai
jakunku terkikis
Tak ada gunanya
Akal, rasa, diri, masih sama
Menggumam namamu, kau dimana
Tak ada gunanya
Akal, rasa, diri, masih sama
Menggumam namamu, kau dimana
Satu dari satu juta tanya
Hanya itu yang aku kandangi
Kalau aku jadi malaikat tuhanku
akan aku bongkar dirimu sampai ubun bulu
Hanya itu yang aku kandangi
Kalau aku jadi malaikat tuhanku
akan aku bongkar dirimu sampai ubun bulu
Akhirnya, kembali aku disapa karma
Mencoba intim dengan angan semu
Menunggu, menyudut
Mengiris doa agar aku yang kau panggil
Mencoba intim dengan angan semu
Menunggu, menyudut
Mengiris doa agar aku yang kau panggil
Medan, 18 Februari 2014
Afif Nabawi
0 komentar:
Posting Komentar