Hari buntut di pulau bertuntut
Aku disembah hadiah
Di jalan tidur
Di malam lebur
Dicekoki mimpi indah
Selama 2 dekade hidup mengadah
Menyembul rupamu
Dalam rebusan khayal tak sadarku
Aku disembah hadiah
Di jalan tidur
Di malam lebur
Dicekoki mimpi indah
Selama 2 dekade hidup mengadah
Menyembul rupamu
Dalam rebusan khayal tak sadarku
Kau disana tak sama
Di fana ini, kau tak lebih elok
Kau hanya dirimu
Namun mengulum harap
Lebih nyata dari kenyataan
Lalu kening kita bertemu lekang lembut
Lalu mata kita mengikat rindu layak senggugut
Di fana ini, kau tak lebih elok
Kau hanya dirimu
Namun mengulum harap
Lebih nyata dari kenyataan
Lalu kening kita bertemu lekang lembut
Lalu mata kita mengikat rindu layak senggugut
Rasa sembunyi, jiwa mengomel
Menyibakkan butir-butir sayang
Sederhana, tidak liar
Polos seperti guling yang patah kutiduri
Namun ingin namun tersambung
Tertawa akan fakta yang sama
Terendam akan syukur yang lama
Menyibakkan butir-butir sayang
Sederhana, tidak liar
Polos seperti guling yang patah kutiduri
Namun ingin namun tersambung
Tertawa akan fakta yang sama
Terendam akan syukur yang lama
Terbangun
Kembali
Namun nikmatnya bertemu dirimu
Lebih dalam dari sumur di negeri samudera
Lebih rumit daripada pelajaran kimia
Hanya hati yang menjadi dosen, dan otak yang menjadi mahasiswa
Kembali
Namun nikmatnya bertemu dirimu
Lebih dalam dari sumur di negeri samudera
Lebih rumit daripada pelajaran kimia
Hanya hati yang menjadi dosen, dan otak yang menjadi mahasiswa
Tuhan masih dermawan padaku
Ia menjawab emisan bisik tulus
Dihalang waktu, jarak, biaya, fisik
Tapi Sang Esa mendatangkan pujaan
Isyarat harap akan selalu berdiri di sudut takdir
Ia menjawab emisan bisik tulus
Dihalang waktu, jarak, biaya, fisik
Tapi Sang Esa mendatangkan pujaan
Isyarat harap akan selalu berdiri di sudut takdir
Apapun yang terjadi Siapapun yang
terjadi Diapun yang terjadi
Dia akan bahagia
Sebahagia yang di atas membahagiakan dahagaku
Dia akan bahagia
Sebahagia yang di atas membahagiakan dahagaku
Aku yang serakah
Dengan goblok berujar
"Jebak indah ini semalam, hari ini, esok, selamanya!"
Dengan goblok berujar
"Jebak indah ini semalam, hari ini, esok, selamanya!"
Penang, 28 Februari 2015
Afif Nabawi
0 komentar:
Posting Komentar