Kening Lekang Lembut

Author: Afif /



Hari buntut di pulau bertuntut
Aku disembah hadiah
Di jalan tidur
Di malam lebur
Dicekoki mimpi indah
Selama 2 dekade hidup mengadah
Menyembul rupamu
Dalam rebusan khayal tak sadarku

Kau disana tak sama
Di fana ini, kau tak lebih elok
Kau hanya dirimu
Namun mengulum harap
Lebih nyata dari kenyataan
Lalu kening kita bertemu lekang lembut
Lalu mata kita mengikat rindu layak senggugut

Rasa sembunyi, jiwa mengomel
Menyibakkan butir-butir sayang
Sederhana, tidak liar
Polos seperti guling yang patah kutiduri
Namun ingin namun tersambung
Tertawa akan fakta yang sama
Terendam akan syukur yang lama

Terbangun
Kembali
Namun nikmatnya bertemu dirimu
Lebih dalam dari sumur di negeri samudera
Lebih rumit daripada pelajaran kimia
Hanya hati yang menjadi dosen, dan otak yang menjadi mahasiswa

Tuhan masih dermawan padaku
Ia menjawab emisan bisik tulus
Dihalang waktu, jarak, biaya, fisik
Tapi Sang Esa mendatangkan pujaan
Isyarat harap akan selalu berdiri di sudut takdir
Apapun yang terjadi Siapapun yang terjadi Diapun yang terjadi
Dia akan bahagia
Sebahagia yang di atas membahagiakan dahagaku

Aku yang serakah
Dengan goblok berujar
"Jebak indah ini semalam, hari ini, esok, selamanya!" 

Penang, 28 Februari 2015
Afif Nabawi

0 komentar:

Posting Komentar

Puisi Favorit Pembaca

Diberdayakan oleh Blogger.