Aku berbaring disandera kegelapan
Menatap kosong, lurus tanpa berdetik
Aku melihat dirimu
Kenapa harus dirimu?
Menatap kosong, lurus tanpa berdetik
Aku melihat dirimu
Kenapa harus dirimu?
Kalau ku elus selubung sadarku
Kau bukan mukjizat
Kau biasa
Tapi kenapa kau?
Kau bukan mukjizat
Kau biasa
Tapi kenapa kau?
Serong kemanapun aku
Aku akan melihat wanita
Ada yang menjilat mataku
Ada yang menginjak rupaku
Aku akan melihat wanita
Ada yang menjilat mataku
Ada yang menginjak rupaku
Aku pun bukan mukjizat
Aku biasa
Tapi kenapa aku?
Kenapa aku dengan kau?
Aku biasa
Tapi kenapa aku?
Kenapa aku dengan kau?
Kau bukan tega
Bukan juga sadis
Tapi kau gila
Kau putih tapi kau warnai penglihatanku
Bukan juga sadis
Tapi kau gila
Kau putih tapi kau warnai penglihatanku
Melihatmu dari datar layar
Seperti ingin menangis
Sadar aku itu apa
Sadar kau itu apa
Seperti ingin menangis
Sadar aku itu apa
Sadar kau itu apa
Mendengar suaramu tertawa
seperti ingin marah
Sadar aku bodoh
Sadar kau beda
seperti ingin marah
Sadar aku bodoh
Sadar kau beda
Aku sujud hanya karena rupamu
Aku ingin hanya karena hatimu
Aku dekat hanya karena hantumu
Aku hanya karena dirimu
Aku ingin hanya karena hatimu
Aku dekat hanya karena hantumu
Aku hanya karena dirimu
Kau buat aku jadi serigala hutan
di persimpangan jalan
Di kanan jalan tuhan
Di kiri jalan tuhan
di persimpangan jalan
Di kanan jalan tuhan
Di kiri jalan tuhan
Aku ambil kanan
Aku kejar kau sampai aku mati
Aku jadikan kau betinaku
Aku makan semua penghalangku
Aku kejar kau sampai aku mati
Aku jadikan kau betinaku
Aku makan semua penghalangku
Aku ambil kiri
Aku lepas kau sampai kau tertangis
Aku lupakan jejengat manis
Aku muntahkan semua kenanganmu
Aku lupakan jejengat manis
Aku muntahkan semua kenanganmu
Tolonglah
Aku ingin sekali baca pikiranmu
Aku ingin sekali kaya sekaya bumi
Aku ingin sekali melahap waktu jemu ini
Aku ingin sekali baca pikiranmu
Aku ingin sekali kaya sekaya bumi
Aku ingin sekali melahap waktu jemu ini
Aku benci hantumu
Tapi kau beri aku alasan
Aku lakukan hidupku untuk bersatumu
Tapi apa ini yang kau mau?
Tapi kau beri aku alasan
Aku lakukan hidupku untuk bersatumu
Tapi apa ini yang kau mau?
Jalanku dan jalanmu, jauh
Bedaku dan bedamu, tolak
Depanku dan depanmu, delusi
Aku dan kamu, ah entahlah
Bedaku dan bedamu, tolak
Depanku dan depanmu, delusi
Aku dan kamu, ah entahlah
Kalau sudah miris
Aku jadi melankolis
Malam jadi sarang setiaku
Gitar jadi kupu-kupu sewaanku
Aku jadi melankolis
Malam jadi sarang setiaku
Gitar jadi kupu-kupu sewaanku
Aku tahu
Menulis puisi pun percuma
Entah kau baca, entah tidak
Hanya klise mentah semata
Menulis puisi pun percuma
Entah kau baca, entah tidak
Hanya klise mentah semata
Aku tahu
Menada lagu pun lekang
Entah kau temani, entah tidak
Hanya kerikil getah semata
Menada lagu pun lekang
Entah kau temani, entah tidak
Hanya kerikil getah semata
Tapi kau harus tahu
Kalau aku cinta
Aku dibayur cabai
Terbakar dari dalam
Kalau aku cinta
Aku dibayur cabai
Terbakar dari dalam
Kalau aku cinta
Aku tidak membual
Aku menjual tulus
Aku merongrong doa
Aku tidak membual
Aku menjual tulus
Aku merongrong doa
Kalau aku cinta
Aku rela melepas biar kau cari jantanmu
Aku mati memikirkan ubun wujudmu
Aku intai kau supaya nadiku puas
Aku rela melepas biar kau cari jantanmu
Aku mati memikirkan ubun wujudmu
Aku intai kau supaya nadiku puas
Riya ya riya lah
Aku tak peduli
Kalau ku pendam aku takkan tidur
Salahkan saja hantumu
Aku tak peduli
Kalau ku pendam aku takkan tidur
Salahkan saja hantumu
Biarlah orang melirik puisi ini
Hanya aku, hatiku, dan tuhanku yang meniti
Tak ada yang lain yang akan membuka
Topengku sudah kuikat dengan kulitku
Hanya aku, hatiku, dan tuhanku yang meniti
Tak ada yang lain yang akan membuka
Topengku sudah kuikat dengan kulitku
Ini tangga pertamaku
Kau, bersiaplah
Karena kau jadi alasanku
Bernafas tanpa hidung yang menganga
Medan, 6 Februari 2015
Afif Nabawi
Kau, bersiaplah
Karena kau jadi alasanku
Bernafas tanpa hidung yang menganga
Medan, 6 Februari 2015
Afif Nabawi
0 komentar:
Posting Komentar